Serangkai Potensi Aksi Tawuran Antar Siswa
Abstrak
Keanekaragaman pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari setiap insan yang lahir dalam sebuah budaya tertentu menjadi rujukan untuk bertindak. Berkat pandangan kebenaran yang lahir dari masing-masing lingkungan budaya yang beragam dari tiap budaya itulah yang dapat menimbulkan sebuah konflik, dan berpotensi besar terjadi dikalangan siswa dimasa mereka mencari jati diri dan dimasa mereka menyerap seluruh pengetahuan, namun ketika untuk diperhadapkan dalam situasi memilah tindakan yang baik dan buruk itu menjadi sulit ketika pilihan itu harus jatuh dan diputuskan pada tiap siswa tersebut. Konsep kajian ini bertujuan untuk dapat memberikan petunjuk agar lebih mewaspadai sikap yang ditampilkan oleh para publik figur kepada generasi penerus agar dapat meredam potensi konflik dan memberikan pola penyelesaian konflik yang lebih ideal dalam menyikapi setiap permasalahan. Kajian ini mengulas tentang sejauhmana perkembangan potensi tawuran yang hingga kini masih bertahan untuk dijadikan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi siswa diera teknologi informasi yang begitu pesat dalam menyajikan rujukan untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapinya. Metode penelitian socio legal research yang digunakan untuk menyatakan urgensi dari sebuah realitas siswa yang terangkum dari sumber hukum primer, yang berasal dari beragam upaya mereduksi tingkat tawuran antar siswa, khusus dalam bidang olah raga yang dikumpulkan dari 4 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Makassar. Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa teknologi informasi yang hadir diseluruh masyarakat moderen memberikan dampak pada perkembangan pengetahuan namun tidak hanya pada sisi positif, tetapi juga perkembangan pola pemicu konflik yang sesungguhnya tak disadari oleh kalangan siswa sehingga berpotensi terjadi tawuran semakin terbuka lebar melalui pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia hingga kini dan mudah didapatkan. Sajian informasi singkat dan pemahaman terbatas yang didapatkan memberikan dampak pada sulitnya membuat keputusan akhir dalam bertindak sehingga metode mendapatkan pengakuan baik sebagian ataupun seluruhnya dianggap dapat diperoleh melalui aksi tawuran, dan juga merupakan pola paling baik untuk mendapatkan pengakuan dari siswa lain.
Referensi
Kemdikbud.go.id, “Ikhtisar Data Pendidikan Tahun 2016/2017,†Indonesia, 2017.
K. Gunawan and R. Yohanes, “Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat Multikultural di Indonesia,†J. Mitra Ekon. dan Manaj. Bisnis, vol. 2, no. 2, pp. 212–224, 2011.
C. Juditha, “Stereotip dan Prasangka dalam Konflik Etnis Tionghoa dan Bugis Makassar,†J. ILMU KOMUNIKASI, FISIP Univ. Atmajaya Yogyakarta, vol. 12, no. 1, pp. 87–104, 2015.
W. Anjari, “Tawuran Pelajar Dalam Perspektif Kriminologis, Hukum Pidana, Dan Pendidikan,†Majalah Ilmiah Widya - e-journal.jurwidyakop3.com, Fakultas Hukum, Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta, no. 324, pp. 34–40, 2013.
A. Aswari, “Sibernetika, Teknologi Siber dan Kebutuhan hukum,†Lentora Justice, Univ. Muhammadiyah Palu, vol. 3, no. 2, pp. 42–61, 2016.
D. Setyawan, “Butuh Pendekatan Komprehensif untuk Tawuran Pelajar _ Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI),†KPAI, 2017. [Online]. Available: http://www.kpai.go.id/berita/0-0-mail-copy-0-home-news-nasional-selasa-28-november-2017-1644-wib-kpai-butuh-pendekatan-komprehensif-untuk-tawuran-pelajar/. [Accessed: 01-Mar-2018].
A. Aswari and R. Bima, “Laporan Akhir Pengabdian Masyarakat dan Dakwah, LPMD-UMI,†Makassar, 2017.
A. Aswari, S. Basalamah, A. Bachti, and R. Bima, “SISTEM PENANGGULANGAN TINDAKAN KEKERASAN OLEH WALI SISWA TERHADAP PENDIDIK SMK NEGERI 2 MAKASSAR,†J-ABDIPAMAS, IKIP Bojonegoro, vol. 1, no. 1, pp. 14–23, 2017.
T. I. Petiwi, “Kelakuan Kid Zaman Now! Masih SD, Cinta Ditolak, Anak-Anak di Makassar Lakukan Tawuran!,†J. ILMU Sos. ISIPOL UMA, vol. 4, no. 1, pp. 60–78, 2011.
Y. Sabarina and F. Desiana, “KONSTRUKSI IDENTITAS SUPORTER SEPAKBOLA DI INDONESIA ( Studi kasus pada Kelompok Suporter The Jakmania),†JURNAL ILMU SOSIAL-FAKULTAS ISIPOL UMA. [Online]. Available: http://www.ojs.uma.ac.id/index.php/perspektif/article/view/82/40.