Kelompok Sitatang Atur Horja Adat Simalungun
DOI:
https://doi.org/10.31100/matappa.v4i3.1069Keywords:
Sitatang Atur, Adat Simalungun, BudayaAbstract
Sitatang Atur atau Parsahap dalam adalah juru bicara dalam upacara adat Simalungun. Dalam pengertian luas, seseorang Sitatang atur memiliki pemahaman yang luas terhadap budaya Simalungun pada umumnya dan adat istiadat khususnya. Ciri utama Sitatang Atur adalah mahir berbicara dalam bertutur kata dengan menggunakan bahasa dan unsur seni Sastra Simalungun yang khas. Fungsi utama Sitatang Atur adalah mengendalikan pembicaraan dalam dialog adat dan seluruh rangkaian upacara Adat Simalungun. Tujuan pelaksanaan program IbM ini adalah: (a) Membentuk sarana komunikasi antar kelompok-kelompok Sitatang Atur Horja Adat Simalungun di Kota Medan,  (b) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Sitatang Atur pemula dalam memimpin upacara-upacara Adat Simalungun, (c) menghasilkan satu buku pedoman pelaksanaan berbagai upacara Adat Simalungun. Metode pelaksanaan kegiatan menggadopsi pola pelaksanaan penelitian tindakan meliputi empat tahap, yaitu: perencanaan program, pelaksanaan program, observasi dan evaluasi, dan refleksi. Hasil pelaksanaan program adalah (a) terbentuknya komunikasi antar kelompok Sitatang Atur Horja adat Simalungun di Kota Medan berdasarkan wilayah. (B) Meningkatnya kemampuna kelompok Sitatang Atur Adat Simalungun di Kota Medan untuk dalam memimpin upacara acara adat Simalungun. C) Tersedianya satu buku pedoman pelaksanaan upacara-upacara adat Simalungun berdasarkan input hasil pertemuan/diskusi dari masing-masing Sitatang Atur yang dapat digunakan bahan pelajaran bagi generasi muda suku Simalungun untuk memahami tata laksana upacara adat dan kesusasteraan Batak Simalungun.
References
Berman, R. A., & Slobin, D. I. (Eds.). (2013). Relating events in narrative: A crosslinguistic developmental study. Psychology Press.
Dewi, D. P. (2017). Mencapai Puncak Peradaban Dan Karakter Bangsa Dengan Budaya . Jurnal Pustaka Ilmiah, 275-280.
Permana, N. A. (2014). Revitalisasi lembaga adat dalam menyelesaikan konflik etnis menghadapi otonomi daerah: Studi kasus Pulau Bangka. Antropologi indonesia.
Nugrahaningsih, R. H. D. (2019). Konsep Estetis Tortor Dalam Upacara Marhajabuan Pada Masyarakat Simalungun. Bahas, 30(2).
Purba, F. A., & Slamet, S. (2018). Makna Simbolik Tor-To Rsombah Dalam Upacara Adat Kematian Sayur Matua Pada Masyarakat Suku Batak Simalungun. Gelar: Jurnal Seni Budaya, 16(2), 219-229.
Saragih, H. C. (2020). Patunggung Adat Simalungun: Penyusunan Dan Penyempurnaan Buku Adat Simalungun. Pematangsiantar: Yayasan Kita Menulis.
Saragih, R. H. (2015). Kajian Yuridis Perkawinan Menurut Hukum Adat Batak Simalungun Di Kabupaten Pematang Siantar. Jember: Repository.Unej.Ac.Id. Retrieved From Repository.Unej.Ac.Id.
Schatzmann, J., Georgila, K., & Young, S. (2005, September). Quantitative evaluation of user simulation techniques for spoken dialogue systems. In Proceedings of the 6th SIGdial Workshop on Discourse and Dialogue (pp. 45-54).
Simarmata, L. J., & Pradoko, A. S. (2020, July). The Local Wisdom Values of Gondang Music in the Batak Toba Traditional Marriage Ceremony of Pematang Siantar. In 3rd International Conference on Arts and Arts Education (ICAAE 2019) (pp. 83-87). Atlantis Press.
Simbolon, R. H. (2019). Peran Dan Fungsi Public Relations: Studi Kasus Raja Parhata Pada Upacara Perkawinan Adat Batak (Doctoral Dissertation, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta).
Siregar, Z. (2020). Sejarah Terbentuknya Lembaga Adat Partuha Maujana Simalungun. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 14(1), 42-52.
Sumunar, D. R. S., Suparmini, S., & Setyawati, S. (2017). Masyarakat desa adat tenganan pegringsingan. Jurnal Penelitian Humaniora, 22(2), 111-124.
Sutardi, T. (2007). Antropologi: Mengungkap keragaman budaya. PT Grafindo Media Pratama.
Waruwu, E., Sumbayak, D. P., Sipayung, S. F. B., & Manik, P. (2019). Analisis Proses dan Nilai Hata-Hata Mambere Podah dalam Perkawinan Adat Simalungun. SeBaSa, 2(2), 141-151.
Zheng, H., Lu, C., Shang, D., & Cao, S. (2015). Cultural invasions and land degradation. Regional Environmental Change, 15(5), 939-944. (Zheng, 2015)
Downloads
Published
Issue
Section
Citation Check
License
Jurnal ini memberikan akses terbuka langsung dengan prinsip bahwa membuat penelitian tersedia secara bebas untuk publik mendukung pertukaran pengetahuan global yang lebih besar.
Semua artikel yang diterbitkan dapat di Akses secara Terbuka atau Gratis untuk semua orang baik untuk dibaca maupun diunduh di bawah lisensi CC-BY.
Ppenulis mempertahankan kepemilikan hak cipta untuk artikel mereka, tetapi penulis memberikan izin kepada orang lain untuk menggunakan konten publikasi di Matappa secara keseluruhan atau sebagian asalkan karya aslinya dikutip dengan benar.
Hak cipta mencakup hak eksklusif untuk mereproduksi dan menyampaikan artikel dalam semua bentuk dan media, termasuk cetak ulang, foto, mikrofilm dan reproduksi serupa lainnya, serta terjemahan. Reproduksi bagian manapun dari jurnal ini, penyimpanannya dalam basis data dan transmisi dengan bentuk atau media apa pun, seperti elektronik, salinan elektrostatik dan mekanik, fotokopi, rekaman, media magnetik.
MATAPPA is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.