Strategi Problem, Emotion Focused Coping, Spiritual Teistik untuk Meningkatkan Ketangguhan Mental Sebagai Pembentuk Wellbeing

Authors

  • Wahyu Kurnia Saputra Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Suciani Latif Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Akhmad Harum Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Rafli Ramadan Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Rezki Auliah Alimuddin Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Muthmainnah Universitas Negeri Makassar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31100/matappa.v7i4.3642

Abstract

Ketangguhan mental adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi tekanan, tantangan, atau kesulitan dalam kehidupan dengan cara yang positif dan adaptif. Strategi problem focused coping sebagai usaha untuk mengelola masalah yang dihadapi dengan berfokus pada pemecahan masalah dapat meningkatkan ketangguhan mental individu. Selain itu, strategi emotion focused coping juga dapat meningkatkan ketangguhan mental individu. Individu yang memiliki kemampuan mengatasi tekanan emosional yang baik, memiliki tingkat ketangguhan mental yang lebih baik pula. Spiritual teistik memiliki pandangan mengenai manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi atau fitrah spiritual religius sehingga mampu merespon nilai-nilai ilahiyah melalui qolbunya dan mengaktualisasikannya dalam rangka mencapai kehidupan personal dan sosial yang sejahtera dan bermakna. Strategi problem, emotion focused coping dan spiritual teistik yang digunakan sebagai upaya membantu mitra untuk meningkatkan ketangguhan mentalnya dilakukan dalam kegiatan individu dan kelompok. Sehingga, mitra dapat memiliki tingkat ketangguhan mental yang semakin baik. Hal tersebut dapat dijadikan dasar untuk mewujudkan wellbeing yang baik dan sehat secara fisik, jasmani, maupun rohani. Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang memuat teknik pengabdian, pelatihan dan pendampingan program yang dilaksanakan melalui beberapa tahapan yakni: 1) Tahap persiapan; 2) Tahap pendekatan dan identifikasi masalah; 3) Pelaksanaan strategi problem, emotion focused coping dan spiritual teistik dengan Joyfull Learning (dalam bentuk katarsis menulis, focus group discussion, spiritual sojourn serta aktivitas menyenangkan dan menarik lainnya); 4) Evaluasi dan laporan akhir. Setelah pelaksanaan program, mitra menunjukkan perubahan yang positif, dimana hasil pengukuran akhir menunjukkan 11 orang (61%) mitra memiliki tingkat ketangguhan mental tinggi dan 7 orang lainnya (39%) berada pada tingkat sedang. Ketangguhan mental yang tinggi menjadi tolak ukur mitra memiliki kesejahteraan psikologis yang baik yang terlihat pada perubahan perilaku mitra yang sudah mampu menerima dirinya, membangun hubungan positif dengan orang lain, mandiri, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, memiliki tujuan hidup dan mampu mengembangkan dirinya kearah yang lebih baik.

References

Anggraini, Sitti. 2022. “Resiliensi Akademik Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid-19.” Empowerment Jurnal Mahasiswa Psikologi Universitas Buana Perjuangan Karawang 2(1):64–69.

Darmawan, Didit, A. A. Gde Satia Utama, Sitnah Aisyah Marasabessy, Diyas Age Larasati, Fitria Widiyani Roosinda, and Ismi Aziz. 2021. Psychological Perspective in Society 5.0. Zahir Publishing.

Kurnia, Dedeh. 2021. “KONSELING SPIRITUAL TEISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SISWA MTs NEGERI 3 BANDUNG JAWA BARAT.” LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran 1(1):9–18.

Nugroho, Adira Rizky, Basir Sagena, and Chairul Muriman Setyabudi. 2024. “Peran Ketangguhan Mental Dalam Memediasi Pengaruh Modal Psikologis Terhadap Kesejahteraan Psikologis.” 4(3):13738–48.

Snijders, Clara, Lotta-Katrin Pries, Noemi Sgammeglia, Ghazi Al Jowf, Nagy A. Youssef, Laurence De Nijs, Sinan Guloksuz, and Bart P. F. Rutten. 2018. “Resilience against Traumatic Stress: Current Developments and Future Directions.” Frontiers in Psychiatry 9:676.

Downloads

Published

2024-11-18

Issue

Section

Articles

Citation Check