Program Experiential Learning untuk Eksplorasi Karier Mendukung Secretary’s Commission on Achieving Necessary Skill

Authors

  • Nurul Asikin Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Adelia Nur Falah Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Avelia Gracia Uneputty Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Risnawati Universitas Negeri Makassar, Indonesia
  • Akhmad Harum Universitas Negeri Makassar, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31100/matappa.v7i3.3644

Abstract

Kemampuan eksplorasi karier adalah keterampilan yang memungkinkan individu menilai dan memahami berbagai opsi karier yang tersedia serta refleksi tentang minat pribadi nilai dan keterampilan. Dengan eksplorasi karier akan membantu individu membuat keputusan dan perencanaan karier yang sesuai dan lebih memadai. Experiential learning adalah pendekatan yang menekankan pada proses belajar melalui pengalaman, yang menekankan pentingnya belajar dari pengalaman. Dalam metode ini siswa terlibat ssecara aktif dalam suatu kegiatan kemudian merefleksikan pengalaman tersebut, membentuk konsep atau teori dari refleksi mereka dan akhirnya menerapkan konsep tersebut dalam situasi baru. Model pembelajaran experiential learning dapat membantu ekplorasi karier siswa tunarunugu yang diusulkan tim PKM pengabdian melalui program experiential learning dengan empat tahapan yakni Concrete Experience (CE), Reflective Observation (RO), Abstract Conceptualization (AC), dan Active Experimentation (AE) dengan memadukan keterampilan yang diperlukan berdasarkan Secretary’s Commission on Achieving Necessary Skills (SCANS). Pengetahuan yang diidentifikasi oleh SCANS terdiri dari lima kompetensi dan tiga fondasi keterampilan serta kualitas pribadi yang diperlukan untuk kinerja perkerjaan yang utuh. Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yakni: 1) Tahap Persiapan; 2) Tahap Identifikasi Masalah dan Potensi Mitra; 3) Tahap Pelaksanaan Program Experiential Learning Mendukung Secretary’s Commission on Achieving Necessary Skills (dalam bentuk pelaksanaan tes minat bakat dan layanan informasi karier serta pelatihan meningkatkan kompetensi berdasarkan SCANS); 4) Tahapan Bimbingan dan Konseling Karier; 5) Tahapan Evaluasi. Hasil yang telah dicapai setelah pelaksanaan program experiential learning dapat dilihat dari peningkatan pemahaman dan perubahan sikap dan perilaku yang dilakukan dengan penggunaan instrument perencanaan karier (Jhon Holland) dan observasi pada proses dan setelah kegiatan yang ditunjukkan oleh 12 anak tunarungu  yang menjadi sasaran pengabdian.

References

Azizah, F.N. & Nisaa, L.A. (2024). Refleksi Diri Dalam Meningkatkan Kompetensi Akuntansi Melalui Experiential Learning. Jurnal Motivasi Pendidikan dan Bahasa. 2(1): 35–43.

Faizal, P.A. & Hartanto. (2024). Komunikasi interpersonal antara guru dengan anak berkebutuhan khusus dalam membangun kemampuan berkomunikasi di sekolah alam cikeas. Jurnal Ilmiah Multidisiplin. 3(1): 54–62.

Fuad, A. H., Salim, M. N. & Hariastuti, R. T. (2022). Experiential learning sebagai teknik bimbingan klasikal untuk meningkatkan pemahaman karier siswa. Jurnal Nusantara Of Research. 9(3): 250–263.

Pilosusan, S., Afdal, A. & Yusuf, A.M. (2021). Konsep dasar career exploration dalam perspektif teori holland. Indonesian Journal of School Counseling. 6(2): 149–156.

Downloads

Published

2024-09-29

Issue

Section

Articles

Citation Check